My true Love I
Liburan kali ini amat panjang hampir 1 bulan sekolahku
diliburkan, maklum tahun ajaran baru. Aku dan keluargaku memutuskan untuk
berkunjung ke rumah nenek yang ada di jogjakarta. 4 jam perjalan kami dan
akhirnya kami sampai di rumah nenek.
Saat kami sibuk menurungkan barang nenek dan kakekku keluar
“kalian sudah tiba? Ersha ayo masuk”,
“ya nek” ucapku
Ayah dan ibu mengangkat barang masuk ke dalam rumah, setelah
itu kami duduk bersama dan duduk berbincang-bincang bersama, aku mulai bosang
dengan keadaan itu dan kuputuskan untuk berjalan-jalan sekitar rumah. “ma, aku
mau pergi jalan-jalan boleh?”
“pergilah tapi hati-hati” kata ibuku
“hati-hati ya!” ucap nenek dan ayahku. “hati-hati, jangan
pulang kesorean” sambung kakekku
“iya” ucapku dengan raut muka manis
Aku sudah tau area rumah nenekku karena tiap liburan sekolah
aku pasti ke tempat ini, rumah nenek bagai tempat wisata bagiku.
Aku berjalan menyusuri jalan, melihat sekelilin tak banyak
yang berubah dari tempat ini sama seperti setegah tahun yang lalu. Ku putuskan
untuk ke taman dekat rumah, aku paling senang duduk ditepi kolam di taman itu.
Akhirnya ku sampai didepan kolam. “ahh syukurlah tidak ad
yang duduk di kursi itu” ucapku pelang Akupun duduk sambil mendengarkan lagu
korea kesukaanku.
Saat aku menikmati laguku, tiba-tiba datanglah sosok pemuda
dan duduk disampingku. Dia tidak bersuara hanya duduk diam melihat kolam. “siapa
dia? Kenapa dia duduk didekatku” ucapku dalam hati, ku perhatikan sak-sakma
ternyata dia sangatlah tampang, wajahnya mirip dengan artis korea. KURASA AKU
TELAH JATUH HATI PADANYA.
“hay nona!”
“ya!” jawabku kaget, mukaku mulai memerah aku langsung
memalingkan wajahku, aku takut dia tau dari tadi aku memperhatikannya
“apa yang kau sukai dari tempat ini?” ucapnya dengan senyum
manis. Oh tidak jantungku berdetak kencang senyumnya
sangat manis
“apa kau mendengarkanku? Nona?”
“ah, iya. maaf” jawabku. Dia hanya tertawa dan itu membuatku malu!. “aku
paling suka dengan kolamnya” ucapku lantang
“sama. Aku paling suka dengan kolam ini, kolam ini begitu
tenang dan udara disini amatlah sejuk”
“benar, itu juga yang paling ku suka dari taman ini” jawabku
sambil memandang kolam.
Kemudian dia terdian dan tak ada lagi kata-kata yang keluar
dari mulut kami. Hampir 1 jam kami duduk disana tak disangka waktu menunjukkan
pukul 06.00 sore. “aku pulang dulu ini
sudah sore” ucapku padanya
“iya. Aku juga ingin pulang sekarang” jawabnya manis
“sampai jumpa” sambil ku lambaikan tanganku padanya, aku terus
melangka menjauh dan meninggalkannya disana sendirian. Ahh, dia sungguh manis aku suka padanya pintaku.
Aku tidak bisa menghilangkan senyum manisnya dari otakku
sampai-sampai aku tidak konsentrasi makan malam. Malam ini ku memutuskan untuk
tidur lebih awal. Aku sedikit kelelahan setelah perjalan tadi siang. Aku
langsung naik kekasur dan menarik selimut yang berwarna biru, aku berbaring dan
memikirkan cowok yang ku temui tadi sore.
“cowok itu sangat
manis, aku suka! Tapi apa aku bisa bertemu lagi dengannya?” ucapku sambil
tersenyum “ahh aku pasti sudah gila. Setiap aku meliahat orang babyface pasti
aku jatuh hati padanya, sungguh perasaan yang aneh tapi dia benar-benar tampan.
Ahhh apa yang ku pikirkan lebih baik aku tidur! Selamat malam dunia”.
Pagi ini aku bangun terlambat. Aku turung dari tempat tidur
dan menenmui nenek yang sedang berdiri di samping meja makan. “nenek., mama dan papa kemana?”.
“mereka pergi!”.
“apa? kemana?”
“apa? kemana?”
“kekebun bersama kakekmu!”
“apa? Kenapa merka tidak mengajakku?”
“mamamu tidak tegah membangunkanmu katanya tidurmu sangat
pulas jadi mereka tidak mengajakmu!”
“yaa sangat di sayangkan” ucapku dengan sedih
“sudahlah kamukan bisa pergi jalan-jalan sendiri disekitar
sini”
“aku malas ah nek!”
“ya sudah kamu pergi mandi sana setelah itu makan ya!”
“baiklah nenekku sayang” kemudian ku kecup pipinya dan lari
naik kekamarku.
Akupun selesai mandi dan kelanjutkan dengan sarapan. Tak
banyak yang bisa kulakukan dan akhirnya ku memutuskan untuk duduk seharian
didepan TV.
TTiiiNNNggggTTTooooNNNgggg…..
bunyi bel rumah. “yaa sebentar” teriak nenek dari dalam dapur. “eh sara
kamu sudah datang ternyata, ayo masuk!”. Ku balikkan pandanganku dan ku melihat
wanita sebaya denganku berdiri didepan pintu, ia memakai kaos biru dan jelana
jins pendek.
“hai sara” sapaku
“hai sara” sapaku
“ersha kamu datang kok g bilang-bilang!” jawabnya
“ahh, aku malas”
“dasar kamu” sambil menjitak kepalaku.
“auuu, sakit tau” kamipun berantem kemudian tertawa bersama
HAHAHAHA
“nenek siapkan minum untuk kalian ya!”
“g usah nek! Biar aku saja yang ambil” ucap sara
“ya sudah, nenek ke dapur dulu ya”
“ya nek” ucap kami bersamaan”
Nenekpun pergi dan meninggalkan kami berdua. “apa kabar kamu?”
ucapnya
“aku baik”
“kamu judes banget! Ada apa?”
“bukan apa-apa” jawabku sambil ku pencet remot TV
“kamu tidak bersemangat sekali hari ini! Beda dengan ersha
yang ku kenal” sambil menyenggo-nyenggolku
“hmmm” jawabku
“cuek banget se??? bagaiman kalau kita pergi jalan!”
“kemana?”
“kelapangan basket di sekolahku! Di sana ad pertandingan
basket lo”
“malas ahh”
“ayooolah ada banyak cowok ganteng disana!”
“bodo ah. Aku mau dirumah aja” jawabku masa bodo
Iyapun membunuh Tv dan menarik tanganku. “nenek aku dan
ersha pergi dulu”.
“iya hati-hati”. Kamipun berangakat menuju sekolah sarah. Aku tidak melakukan pemberontakan apapun entah kenapa kakiku berjalan dengan sendirinya.
“iya hati-hati”. Kamipun berangakat menuju sekolah sarah. Aku tidak melakukan pemberontakan apapun entah kenapa kakiku berjalan dengan sendirinya.
“kau harus
mentraktirku makan! Karna kau telah menculikku” ucapku
“iya, iya tenang aja. Aku akan bertanggung jawab”.
Kamipun sampai di lapangan basket. Disana sudah banyak
penontong, pertandinganpun hampir mulai. Aku melihat ke sisi pemain, ku lihat
cowok yang duduk disampingku kemarin sore duduk di sana memakai kaos basket.
“heey apa yang kau lihat?” tanya sara padaku.
“itu, cowok yang disana yang memakai ikat tangan hitam”
jawabku sambil melirik kearah cowok itu.
“ohh dia. Dia itu Reza ketua tim basket sekolah”
“apa? Dia ketua tim basket?”
“kamu tertarik padanya?”
“tidaaakkk”
“ku sarangkan jangan. Dia sudah punya pacar. Itu dia pacarnya”
sambil menunjuk kesala satu anggota chirs
“dia cantik. Mereka memang serasi” jawabku lesu. Aku kecewa
karena dia sudah punya pacar apalagi pacarnya amatlah cantik!
Pertandinganpun mulai. Pada detik detik pertama semua orang
serentak bersorak karena salah satu tim memasukkan bola kedalam ring. Aku tidak
terlalu memperhatikan pertandingan, pikiranku melayang-layang mameikirkan reza
dengan pacarnya. “aahhh tak ada harapan” ucapku lesu
“apa?” ucap sara. Aku kaget ternyata dia mendengar
perkataanku
“ahhh tidak. Ayo lanjutkan nonton!”
“iyaa”. Huft untunglah dia tidak terlalu mendengar
perkataanku
Tak terasa pertandinganpun berkahir dengan skor yang sama
4:4. Aku dan sara memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami menuju tokoh
buku dekat sekolahnya. “hey kamu lesu banget se??” tanya sara
“tidak. Aku hanya bosan saja!” ucapku lesu
“apa karena kamu kecewa dengan Reza?” menggodaku
“apaa see!” mukaku mulai memerah. Aku lari duluan karena tak
ingin sara tau
Dan BBRRRUUUKKKKK……. “auuu”
ucapku keras.
“ersha kamu ga apa-apakan? Apanya yang sakit?” tanya sara.
“tidak” Sambil ku
bersihkan pakaianku. Ku angkat pandanganku dan ku lihat Reza dan pacarnya.
“kamu tidak apa-apakan?” tanya cowok bertubuh kekar dan
manis itu.
“aku tidak apa-apa. Maaf” sambil kutarik tangan sarah dan
berjalan secepat mungkin menjauh dari mereka. Ku balikkan pandanganku dan
mereka telah menghilang
“ersha! Kamu kenapa? Kok cepat-cepat?”
“aaakuuu hanya ingin segera ke toko buku” jawabku
“kamu itu aneh!”
“aneh? Itukan memang sifatku” sambil ku gandeng tanganya.
“ayoo kita ppergi ke tokoh buku!”
“caah” ucapnya sambil tersenyum. Kamipun berjalan
bersama-sama, ahh berjalan dengan sara membuatku ingat masa lalu. Waktu pertama
kali aku ke jogja.
Kamipun sampai di toko buku dan sara membeli buku yang dia
inginkan sedangkan aku tidak membeli apa-apa, tidak ada satu bukupun yang
menarik perhatianku. Kulirik jama tanganku dan waktu menunjukk jam 05.00 sore
“ayo cepat nanti kita kemalaman!” ucapku
“ahhh iya!”.
Kamipun lari
bersama-sama. Saat dipersimpangan jalan kami berpisah karena rumah sara dan
rumah nenekku tidak searah. Akupun berjalan sendiri menuju rumah nenek. Saat
aku tengah berjalan ku lihat reza sedang bermain basket di lapangan basket yang
ada taman. wow walaupun dia sedang
berkeringat tetap saja dia tampan pintaku dalam hati. Ku berdiri sebentar
untuk memperhatikan dia bermain, sunggu cowok yang indah! Tapi hari makin sore
aku takut ornag rumah mencariku jadi aku putusakan untuk pulang dan
meninggalnya bermain sendiri.
Setelah makan malam aku putuskan untuk masuk kemara dan
kuputusakn untuk duduk sebentar di balkong kamarku. Amat disayangkan dia telah punya pacar! Aku tidak punya kesempatan
untuk memilikinya. Ahhh pikiran yang bodoh (sambil ku acak-acak rambutku).
“hey kenapa kau acak-acak rambutmu? Kau terlihat buruk” terdengar suara cowok.
Aku mencari-cari sumber suara itu dan saat aku menoleh kesamping ternyata… .
“apa yang kau lakukan dengan rambutmu? Kau tidak terlihat cantik!” ucapnya
sambil tersenyum.
“apa urusan kamu?” jawabku jutek.
“apa kamu terluka? Hmmm, Aku belum sempat minta maaf tadi!
Maaf ya sudah menabrakmu”
“aku tidak apa-apa, aku juga minta maaf karna tadi sore aku
tidak berhati-hati”
“syukurlah. Kau bukan anak sinikan?”
“bukan, aku baru saja tiba kemarin?” jawabku
“apa kamu murida pindahan?” tanyanya
“bukan, aku disini untuk liburan akhir”
“sepertinya kamu sudah kenal area sini! Apa kamu pernah
tinggal disini?” tanyanya lagi
“tidak. Keluargaku selalu kesini untuk menghabiskan akhir
pekan! Jadi begitulah”
“nama kamu ersakan? Aku reza salam kenal”
Aku tersentak kaget. Dari mana dia tau namanku? Apa dia
memata-mataiku?. “kamu memata-mataiku?” ucapku sambil melotot kearahnya
“hahahaha…, kamu itu lucu!”
“lucu? Aku itu serius!”
“ya. Tadi sore kudengar cewek yang bersamamu memanggilmu
ersha, jadi kupikir itu namamu”
“yaa benar namaku ersha. Jadi salam kenal!” ucapku sedikit
jutek
“malam ini bulangnya indah sekali. Apa kamu suka?” tanyanya
“hmm, sungguh indah”
Malam itu kami menikmati indahnya bulan bersama-sama.
“apa kamu belum mengantuk?” ucapnya
“sedikit, tapi indahnya bulan membuatku tidak bisa
meninggalkannya” jawabku sambil ku pandangi bulan
“aku sudah mengantuk! Aku masuk dulu. sampai besok” sambil
iya lambaikan tanganya
“hmm” jawabku singkat. Iapun masuk ke kamarnya dan
meninggalkanku sediri, ku pandangi kamarnya seketika menjadi gelap dan hening.
Malampun semakin larut aku sudah lelah memandangi bulan kemudian kupuskan untuk
tidur juga. Akupun beranjak menuju kasurku malam
ini sungguh indah pintaku dan akupun terlelap dalam heningnya malam.
Kubuka mataku dengan pelang kemudian kulirik jendela kamarku
“wahh tenyata sudah pagi”. Akupun beranjak dari kasur dan turung ke ruang makan
“pagi nenek, pagi mama, pagi papa, pagi kakek” sambil ku kecup pipi mereka
satu-satu.
“wah, wah. Kamu semngat sekali hari ini” ucap kakeku
“iya ni kek”
“ada apa se dangan anak mama yang cantik ini?”
“ga ada apa-apa kok ma!”
“ini piringmu!” sambil menyodorkan piring padaku
“hmmm, sarapan hari ini kelihatanya enak sekali” ucapku
“makanlah!"
Kamipun berbincang-bincang dan menghabiskan pagi itu
bersama-sama.
Siang harinya aku disuru mamakku untuk mengantar kue ke
tetangga sebelah sebagai ucapan terima kasih karena mereka telah memberi kami
kue yang enak. Akupun berjalan menuju rumah disamping rumah nenek. Rumah itu
cukup mega dan pekaranganya indah sekali. Aku berjalan menuju pintu utamanya aku
melirik-lirik sana-sini tapi tidak terlihat satu orangpun. Kuketuk pintunya dan
berteriak “permisi..permisii….” Kuketuk-ketuk lagi pintunya tapi tidak ada yang
menjawab. Kupikir semua orang dirumah itu sedang pergi jadi kuputuskan untuk
kemabli.
“iyaa” terdengar suara dari dalam rumah. Akupun berbalik kembali dan menunggu sampai terbukanya pintu.
“iyaa” terdengar suara dari dalam rumah. Akupun berbalik kembali dan menunggu sampai terbukanya pintu.
“masuklah” ucap cowok yang memakai kaos hitam itu.
Aku kaget melihatnya, jantung langsung berdetak kencang aku
lupa kalau rumah yang kutuju itu adalah rumah reza cowok yang kukenal tadi
malam. Akupun masuk dan mengikuti cowok itu.
“selamat siang tante” ucapku sopan
“siang…” ucap wanita parubaya itu
“ ini dari nenek dan mamaku tante!” sambil ku sodorkan
piring yang berisi kue kepada wanita parubaya itu. Rezapun membuka tutupnya dan
mecolek kue yang yang ku bawa.
“hmmm ini enak ma” ucapnya
“terimah kasi atas kuenya” ucap wanita parubaya itu lagi.
“iya tante. Saya pulang dulu”
“kenapa cepat-cepat? Makan
sianglah disini!”. “iya benar” sambung reza.
“ga usah tante. Mama pasti menungguku! Kalau begitu saya
permisi. Selamat siang”. Akupun berjalan munuju pintu utama dan reza mengikuti.
Saat di depan pintu “ersha”. Akupun menoleh “iya”
“aku boleh minta nomormu?”. Ku ambil ponselku dari dalam
kantong dan ku ucapkan nomorku. “nanti ku telepon” ucapnya.
“iya” jawabku. Akupun berjalan pulang sambil
tersenyum-senyum sediri “ahhh indahnya hari ini” teriakku. “upsss bodoh bodoh
“(sambil kupukul-pukul mulutku) kalau dia sampai dengar bagaiman?” ku balikkan
badanku dan ku lihat sekeliling seperti detektif yang siap menyergap penjahat.
“ahhh untunglah tidak ad orang”. Akupun melanjutkan perjalanku!
Piring yang kupegan dari tadi langsung ku berikankan pada
nenekku. Kemudian menuju kamarku dan tidur sampai sore. Sore itu sedikit
mencekam hujan disertai dengan petir. Kulirik kamar reza tapi tidak ad
pergerakan yang terjadi! Aku sedikit kecewa karena aku tidak bisa melihatnya
sore itu.
Malampun tiba, aku baru saja dari kamar mandi (yaa benar
habis mandi, maklum dari tadi sorekan dingin) tiba-tiba ponselkupun berbunyi.
Aku meraihnya dan melihat nomor yang masuk tapi nomor itu tidak ada namanya
“halo” ucapku tapi belum ada jawaban. “haloo?” ucapku lagi.
“halo apa benar ini ersha?” terdengar suara cowok
“iya benar ini siapa?” tanyaku
“bukalah jendelamu!”. Akupun membuka jendelaku dan kulihat
reza sedang berdiri disana “reza”
“iya ini aku” sambil melambaikan tanganya padaku “sebaiknya
kamu ganti baju dulu nanti masuk angin!”
“ahh… iya, aku masuk dulu!”
“baiklah, nanti ku telepon lagi!”
Akupun masuk dan segera menggati bajuku dengan piyama
kesayanganku. Kulirik dari balik jendela dan kulihat dia masih berdiri disana.
Akupun keluar dan menyapanya.
“apa besok kamu punya acara?” tanyanya
“besokk! Spertinya tidak”
“baguslah, maukah kamu okut denganku besok?”
“baikklah”
“besok pagi ku jemput ya”
“hmmm”
Percakapan kamipun berakhir disitu. Kamipun masuk ke kamar
masing-masing dan terlelap.
“hey, hey bangun!” ucap mamaku sambil menarik selimut
“hmmmm, 10 menit lagi ma!”
“ayo sayang bangun ini sudah pagi! Reza ada dibawah
menunggumu”
Seketika mataku terbuka lebar “apa?”
“katanya kalian sudah janjian”
“tapi kenapa bisa sepagi ini! Istt”, akupun berlari menuju
kamar mandi
“jangan terburu-buru sayang!”
“ya ma”
Akupun mandi dengan cepat dan memilih gaung, aku memilih
gaung berwarna pink muda dan tas yang senada dan turung untuk menemui
reza.kulihat dari kejauhan reza tengah berbincang dengan papa dan kakekku
kulihat dia bias mengatasi situasi itu. Akupun mendekatinya “aku sudah siap”
ucapku
“Wah wah. Anak papa terlihat manis sekali hari ini!”
“biasa aja pa!” jawabku malu-malu. Kakekku hanya tersenyum
melihatku
“reza om titip ersha, Dia ini anaknya sedikit ceroboh jadi
perhatikan dengan baik!”
“baik om” jawab reza
“kalian jangan pulang malam-malam!” sambung kakek
“iya kek” jawabku.
“kami pergi dulu om, kek”. “kami pergi dulu pa, kakek”
sambungku
“Hati-hati” ucap
mereka.
Kamipun berangkat memakai mobil pribadi milik reza, mobil
Open Cap dengan warna putih. Reza terlihat sangat manis saat menyetir apa lagi
dengan kaos biru dan jins panjang yang ia kenakan. Aku tak henti-henti
meliriknya tuhaannn tolong akuuuu…..
Dengan mobil putih itu reza membawaku ke sebuah cafe yang
cukup besar, aku tidak bertanya apa-apa aku hany mengikuti apa yang dikatkannya
saja. Kamipu masuk ke dalam cafe, saat didalam kulihat kulihat sekelompok
pemuda dan beberapa gadis tengah duduk berbincang di sudut café tersebut.
“heyy… reza” sapa salah satu pemudah itu
“hey..” jawab reza sambil melambaikan tangannya. Benar
orang-orang yang ku perhatikan tadi adalah teman-teman reza, aku cukup kecewa
akan hal itu. Kupikir hari ini hanya untukku
“ayoo” ucap reza sambil menarik tanganku.
“heyy brooo” sapa salah satu dari mereka.
“hey”
“kok kamu lama banget se?” satu kecupanpun melayang dipipi
reza
Waaaahhhh ucap
mereka semua serentak. Aku hanya terdiam
“reza, kenaling dong gadis yang kamu bawa ini!” ucap salah
satu dari mereka sambil melirikku
“ahh iya. Kenalkan semua dia ini temanku namanya Ersha”
“iya. Namaku ersha salam kenal semua” sambungku
“aku roy, salam kenal”, “aku tirta jangan sungkan”, “dan aku
risky”.
“aku nina, selamat datang di tempat kami”, “aku shela”.
“aku nina, selamat datang di tempat kami”, “aku shela”.
“dan ini siska” sambung reza.
“haloo” ucapnya sambil melambaikan tangan padaku.
“halo juga” jawabku
“ayo ersha silahkan duduk”
“baik” jawabku
“reza temani aku kesuatu tempat yukk!” ucap siska pada reza
“baiklah. oia sha
kamu tidak apa-apakan ku tinggal disini?”
“apa kamu lama?” tanyaku sedikit takut
“sepertinya begitu jangan kawatir aku akan menelponmu nanti”
“tenang saja kami akan mengantarnya pulang” ucap salah satu
teman reza
“kalau begitu aku titip dia”
“oc” ucap mereka serentak
“ Aku pergi dulu” ucapnya. Diapun pergi dan meninggalkanku
bersama teman-temanya.
Aku sangat kesal,ingin rasanya ku tonjok mukanya itu biar
tau rasa! DASAR COWOK SIALANG…. >_<
“kemarin kamu datang di pertandingan kami kan?” tanya roy
“iiya”
“kalau tidak salah kamu datang dengan sara bukan?” tanya
tirta
“kau kenal?”
“iya dia sekelas denganku! Hmm apa hubungan kalian?”
tanyanya lagi
“wah, wah wah,. Sepertinya kamu suka padanya!” goda nina dan
shela
“hust. Diam kalian!” ucap tirta
Aku hanya tersenyum dan seketika suasan yang kaku menjadi
lebih ringan. Risky tidak berbicara apa-apa dia hanya membaca buku dari tadi
“sara itu sepupuku” jawabku
“kamu sekolah dimana?” tanya nina, “ya benar. Aku tidak
pernah melihatmu” sambung shela
“ahh, aku bukan anak sini. Aku kesini untuk liburan saja”
“Kapang kamu akan
kembali?” tanya risky yang serentak membuatku kaget. Sepertinya dia tidak
senang dengan kehadiranku
“mungkin…., minggu depan” jawabku singkat.
“hey, hey risky. Kamu kasar sekali sama cewek” ucap roy
menyelah
“apa salahnya? Akukan Cuma bertanya”
“sudah-sudah. Apa kalian tidak mau makan?” sela nina. “ersha
silahkan nikmati makananmu! Jangan hiraukan mereka”
“istthh kau ini nina”
“kau mau makan atau mau bicara?”
Merkapun sedikit cekcok tapa itu tidak berlangsung lama.
Kami semua menikmati makanan yang telah disajikan.
Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, rezapun akhirnya
kembali dengan siska.
“ersha, mukamu kok merah?” tanya reza
“iya.. iya! Mukamu merah dan muncul bentol-bentol” ucap
tirta
“apa? Aku tidak tau badangku rasanya gatal-gatal”. Seketika
suasana menjadi mencekam dan semua orang kaget melihatku termasuk risky
Rezapun mencium bau minuman yang ku minum. “ini milkshek?”
“iya, aku yang pesankan untuknya” sela shela
“aiss. Dia itu alergi bubuk coklat” ucap reza. Aku langsung
kaget dan melihat reza, dari man dia tau kalau aku alergi dengan bubuk coklat? Siapa sebenarnya cowok ini? Pintaku
dalam hati.
“aku akan mangantarnya pulang! Ayo ersha sebelum alergimu
makin parah” sambil menarik tanganku
“aku ikut! Ucap roy
“tidak usah kau antar siska saja! Aku pergi. Ayo ersha”
“reza aku gimana?” tanya siska
“kamu pulang sama anak-anak saja!”
“mari semua!” ucapku. “hati-hati” teriak mereka. Aku dan
reza segera berangkat dan tiba di rumah nenek, mamakupun langsung menemuiku
“astaga sayang kamu kenapa? Kenapa wajahmu merah seperti
ini?”
“tadi dia minum milkshek tante” jawab reza.
“ya sudah ayo masuk! Mama akan periksa kamu” (ya benar
mamaku adalah dokter spesialis kulit yang cukup terkenal). Kami semuapun masuk.
“astaga sayang kamu kenapa?” tanya papa dan kakekku.
“wajahmu bentol-bentol” sambung nenekku.
“tadi ersha minum milkshek om, maaf saya tidak menjaganya
dengan baik” sambil menundukkan kepalanya
“kamu tidak salah kok reza, ini salah ersha sendiri! Dia itu
sering lupa kalau dia itu alergi dengan bubuk coklat”
“tapi om, aku yang mengajaknya keluar”
“sudahlah reza ini bukan salah kamu” sela mamaku. “papa kamu
antar ersha ke kamarnya mama mau ambil perlatan mama dulu”
“nenek akan mengambil air”
“reza kamu duduklah disini dengan kakek”
Akupun naik dan meninggalkan reza dengan kakek, kulihat
wajah reza pucat karena menghawatirkanku.
Akupun diperiksa dan diberi satu suntikan. “sekarang kamu
istirahat” ucap papaku sambil mengusap kepalaku
“iya pa”
“istirahatlah sayang! Cepat sembuh” ucap nenekku
Merekapun pergi dan meninggalkanku sendiri, “seharusnya
sekarang reza sudah ada di rumahnya, kenapa dia tidak mengjengukku sebentar?”
pintaku sedih. Saat aku memutuskan untuk istirahat, tiba-tiba pintu kamar yang
sebelumnya tertutup terbuka pelang-pelang “reza?”
“gimana keadaanmu?”
“aku sudah agak bagaikan!” jawabku lesu
“maaf ya, gara-gara aku kamu jadi terbaring disini!”
“bukan salah kamu! Aku juga sangat teledor, harusnya aku
melihat minumanku dulu sebelum meminumnya”
“tapi ini karena aku meninggalkanmu sendiri dengan
teman-temanku!” ucapnya
“tapi dari mana kau tau aku alergi bubuk coklat?”. Tiba-tiba
ia menjadi gelisa
“itu.. hmm itu.. sebaiknya kamu istirahat dulu! besok aku
jenguk lagi”
“baiklah”
Keesokan harinya ia datang kemabali menjengukku
“halo ersha” ucapnya tersenyum
“halo”
“giman kabarmu? Apa sudah baikan?”
“iya. Kata mama aku sudah boleh turung dari tempat tidur”
“baguslah!”
“bagus? Harusnya kamu bersyukur”
“hmm kau itu. Nanti malam dandang yang cantik ya ersha!”
sambil mengacak-acak rambutku
“ist. Kamu itu! (sambil ku perbaiki rambutku) memangnya
nanti malam ada apa?”
“kamu akan tau! Datang ya”
Diapun pergi dan meninggalakanku, aku bertanya-tanya
memangnya akan ada apa nanti malam?. Tiba-tiba mamaku datang untuk memeriksaku
“mama ada acara apa nanti malam?” tanyaku
“nanti malam keluarganya reza ngundang kita makan mala di
rumahnya!”
“makan malam?”
“iya sayang, kamu istirahatlah biar kamu segar nanti”
“baiklah!”
Malam itu kami makan malam di rumah Reza. Ternyata Reza dan
keluarganya adalah sahabat mama dulu sekaligus tetangga mamaku. Sekarang aku
mengerti kenapa reza bisa tau aku alergi coklat., sejujurnya aku kurang percaya
ternya dulu aku dan Reza adalah teman akrab waktu kami kecil. Menurut cerita
mereka aku dan reza tidak pernah terpisahkan, bahkan tidurpun kami sering
bersama. Aku kurang tau akan hal ini karena aku tidak mengingatnya pasti.
Satu hal yang sangat menggangguku, akan cerita kami dimasa
lalu. Tante rina bilang (mamanya reza) waktu kami masi tetangga reza pernah
menangis karena tau aku sedang sakit. Dia merengek ingin menemuiku. Hahaha
rasanya ingin ku melihat wajah reza waktu itu. kulirik ke arah reza dia hanya
diam sambil menahan malu hahaha mukanya lucu.
Saat mereka semua berbincang hal memalukanpun muncul. Kata
om danur (papanya reza) aku pernah meminta izin kepadanya untuk menikah dengan
reza waktu itu. Aku sungguh malu. Aku hanya bisa menunduk malu. Ahhh mukaku
merah dan ku lihat kearah reza di hanya tertawa. Dasar!!!
Selesai makan malam mereka berbincang-bincang tentang masa
lalu mereka, ahh maklum mereka sudah tidak bertemu sejak lama. Ku lihat
sekeliling tapi sosok reza tidak ada, aku mencarinya dan menuju kamar
pribadinya dan ku lihat dia sedang berdiri di balkong kamarnya. “ada tamu kok
tuang rumahnya pergi? Itu namanya ga sopan”
“ersha. Kamu mengikutiku?”
Aku hanya terdiam sebentar “wow kamarku terlihast jelas dari
sini!”
“hm.. tampak indah bukan?”
“iya. Sekarang aku mengerti kenapa kamu tau tentang
alergiku! Tapi kenapa kamu tidak pernah bicara kalau kita itu sudah kenal sejak
lama?”
Tiba-tiba suasana menjadi canggung “aku hanya ingin kamu
mengingatku”
Aku terdiam, ternyata sikapnya begitu dalam aku menjadi
kecewa pada diriku sendiri. Aku melihat reza “reza aku minta maaf karena tidak
mengingatmu”
“tidak apa-apa itu bukan salahmu! Memang kita tidak bertemu
dalam jangkah waktu yang lama. Itu wajar kok”
Ahh cowok ini membuatku tidak bisa berkata apa-apa.
“aku tidak pernah tau ternyata dulu kamu meminta izin kepada
papaku untuk menikah denganku”
Aku salah tingkah karena malu “waktu itu aku masih kecil
tidak tau apa-apa”
“hahaha. Kamu lucu kalau sedang salting”
“isth” akupun beranjak dari reza dan hendak meninggalkanya,
tiba-tiba tanganku dipegan dan ditarik olehnya. “apa ini? Jantungku” ucapku
dalam hati
“sha, aku senang akhirnya kamu bisa mengenaliku! Terima
kasih” ucapnya lembut
“aku yang minta maaf karena tidak mengenalimu sejak dulu”
“ersha! Apa kata-katamu pada papaku masih berlaku sampai
sekarang?”
Aku serentak kaget. Jantungku berdegup kencang, aku tidak
menyangkah kalau dia akan mengatakan itu.
“maukah kamu jadi pacarku?”
“aaapaaa?” sambil ku berusaha melepaskan pelukanya tapi dia
malah memelukku erat
“jawablah!”
Aku mendorong tubuh reza, aku segera berlari menjauh dan
meninggalkannya sendirian di balkong.
“ersha kamu kenapa?” tanya tante rina padaku
“tidak apa-apa tante”
Kemudian rezapun datang. Aku mulai gugup dan mukaku menjadi
merah.
“ma ku pulang dulu!”
“kamu kenapa sayang Tanya mamaku kawatir.
“aku hanya sedikit kelelahan ma”
“ya sudah papa antar!”
“ga usah jeng! Biar reza yang antar ersha”. “iya benar”
sambung om danur
Aku tidak bisa berkata-kata apa lagi jika aku menolak mama
dan papa reza akan merasa tidak enak.
“baiklah” ma, pa, om, tante aku pulang
“ya sayang” ucap mama dan mama reza
“hati-hati” ucap papaku. “reza jangan macam-macam” sambung
om danur
Reza hanya tersenyum “iya pa! om tante kami pergi”
“ist apa se yang ia pikirkan! Akukan sedang menghindar”
ucapku sambil berjalan
“ersha tunggu! Kamu jalannya cepat banget”. Aku hanay
berjalan terus. Saat di pertengahan jalan
“ersha, apa besok sore kamu ada acara?”
“memannya kenapa?” ucapku dengan nada tinggi
“kalau kamu tidak punya acara datanglah ke taman besok jam
04.00”
“sepertinya aku tidak bisa”
“tapi aku akan menunggumu!”
Akupun berjalan masuk ke rumah nenek dan iapun pulang dengan
wajah yang kusut, aku sedikit merasa bersalah karena bersikap demikian padanya.
Keesokan harinya aku hanya duduk termenung dan memikirkan
ajakan reza tadi malam “bagaimana ini! Apa aku harus datang? Tapi aku sudah
bilang padanya aku tidak bisa”. Aku gelisa dan hany diam di kamar seharian.
Waktu menunjukkan jam 03.07 sore. Perasaanku mulai tidak
karuan. you have a mesege bunyi
ponselku, akupun melihat pengirimnya ternyata itu dari reza. Kubuka pesan itu
ErsHa, jgn lup nanti jam 4 d taman
Ku balasnya pesanya
Sepr.a q tdk bza! Aku hars bant mamaku!..
1 pesanpun kembali ku terima
Aq akn ttp menggumu!
Aku
Aq tdk janji…
Reza
Aq tetp menggum!
Sampai jumpa nant sore
“reza kenapa kamu
begitu keras kepala? Aku sudah bilang kau tidak bisa, tapi kanapa kamu… “.
Akupun makin gelisa. “ Apa yang harus ku lakukan Tuhan? Jujur aku bingung”
Waktu menunjukkan jam 04.10. “sudah lewat 10 menit dari
perjanjian! Apa aku datang saja? Tapi kalau aku datang apa yang harus aku
lakukan? Bagaimana ini?”.
Kulirik lagi jamku dan waktu menunjukkan 05.00, “sudah jam
segini dia pasti sudah pulang” kulirik kamarnya dari balik jendela tapi tak
kulihat dia disana.
Waktu menunjukkan jam 06.00 dan hujanpun mulai turung “apa?
Hujan. Bagaiman ini? Apa reza masih menungguku? Ah tidak mungkin pasti dia
sudah pulang” akupun menelpon kerumah reza dan bertanya apa reza ada di rumah
dan mamanyapun bilang tidak ada. Aku makin gelisa, ku ambil payung yang ada di
sudut kamarku dan berlari menuju taman.
“reza kamu dimana?” ucapku kawatir
Dari kejauhan ku lihat sesorang dengan payung hitam tengah
berdiri menghadap kolam, akupun menghampirnya.
“reza, kenapa kamu
disini?” tanyaku
Iapun berbalik “aku sedang menunggumu!” jawabnya santai
“tapi inikan hujan!”
“memangnya kenapa?”
“kamukan bisa sakit, akukan sudah bilang aku tidak bisa
datang”
“tapi akhirnya kamu datang kan?”
“iya tapi menungguku 3 jam itu sudah kelewatan”
“masa? Aku pikir itu hal biasa”
“reza!”
“karena kamu sudah disini” diapun memberikan setangkai bunga
padaku “maaf bunganya layu”
Akupun menetesakan air mata, dia adalh cowok pertama yang
melakukan hal seperti itu padaku
“eh, jangan menangis! Aduh”
Sambil terisak-isak akupun membuang payungku dan memeluknya
“terima kasih reza”
“jangan menagis! Aku
tak suka melihatmu menangis”. Aku menghiraukan semua perkataannya dan terus
menangis
“sudahlah” iapun menghapus air mataku dengan tangannya, “apa
sekarang kamu sudah punya jawaban padaku?”
“bukankah kamu tengah pacaran dengan siska?”
“tidak, itu hanya gosip”
“tapi waktu itu dia kecup pipimu!”
“jadi kamu cemburu?”
Akupun mendorongnya dan mengambil payungku
“Kamu marah?” ucapnya.
Aku hany diam. “kami memank sempat pacaran tapi sudah putus, dia ingin balik
padaku tapi aku bilang aku suka dengan sesorang yaitu kamu”
Aku berbalik padanya dan menatapnya.
“apa aku ditrima?” ucapnya lagi
“aku… akuu…
menerimamu”
Diapun terseyum padaku. Itulah awal hubungan kami.
To be continued ….