cerpen

On Rabu, 18 September 2013 0 komentar

My true Love I

Liburan kali ini amat panjang hampir 1 bulan sekolahku diliburkan, maklum tahun ajaran baru. Aku dan keluargaku memutuskan untuk berkunjung ke rumah nenek yang ada di jogjakarta. 4 jam perjalan kami dan akhirnya kami sampai di rumah nenek.
Saat kami sibuk menurungkan barang nenek dan kakekku keluar “kalian sudah tiba? Ersha ayo masuk”,  “ya nek” ucapku
Ayah dan ibu mengangkat barang masuk ke dalam rumah, setelah itu kami duduk bersama dan duduk berbincang-bincang bersama, aku mulai bosang dengan keadaan itu dan kuputuskan untuk berjalan-jalan sekitar rumah. “ma, aku mau pergi jalan-jalan boleh?”
“pergilah tapi hati-hati” kata ibuku
“hati-hati ya!” ucap nenek dan ayahku. “hati-hati, jangan pulang kesorean” sambung kakekku
“iya” ucapku dengan raut muka manis
Aku sudah tau area rumah nenekku karena tiap liburan sekolah aku pasti ke tempat ini, rumah nenek bagai tempat wisata bagiku.
Aku berjalan menyusuri jalan, melihat sekelilin tak banyak yang berubah dari tempat ini sama seperti setegah tahun yang lalu. Ku putuskan untuk ke taman dekat rumah, aku paling senang duduk ditepi kolam di taman itu.
Akhirnya ku sampai didepan kolam. “ahh syukurlah tidak ad yang duduk di kursi itu” ucapku pelang Akupun duduk sambil mendengarkan lagu korea kesukaanku.
Saat aku menikmati laguku, tiba-tiba datanglah sosok pemuda dan duduk disampingku. Dia tidak bersuara hanya duduk diam melihat kolam. “siapa dia? Kenapa dia duduk didekatku” ucapku dalam hati, ku perhatikan sak-sakma ternyata dia sangatlah tampang, wajahnya mirip dengan artis korea. KURASA AKU TELAH JATUH HATI PADANYA.
“hay nona!”
“ya!” jawabku kaget, mukaku mulai memerah aku langsung memalingkan wajahku, aku takut dia tau dari tadi aku memperhatikannya
“apa yang kau sukai dari tempat ini?” ucapnya dengan senyum manis.  Oh tidak jantungku berdetak kencang senyumnya sangat manis
“apa kau mendengarkanku? Nona?”
“ah, iya. maaf” jawabku.  Dia hanya tertawa dan itu membuatku malu!. “aku paling suka dengan kolamnya” ucapku lantang
“sama. Aku paling suka dengan kolam ini, kolam ini begitu tenang dan udara disini amatlah sejuk”
“benar, itu juga yang paling ku suka dari taman ini” jawabku sambil memandang kolam.
Kemudian dia terdian dan tak ada lagi kata-kata yang keluar dari mulut kami. Hampir 1 jam kami duduk disana tak disangka waktu menunjukkan pukul 06.00 sore.  “aku pulang dulu ini sudah sore” ucapku padanya
“iya. Aku juga ingin pulang sekarang” jawabnya manis
“sampai jumpa” sambil ku lambaikan tanganku padanya, aku terus melangka menjauh dan meninggalkannya disana sendirian. Ahh, dia sungguh manis aku suka padanya pintaku.
Aku tidak bisa menghilangkan senyum manisnya dari otakku sampai-sampai aku tidak konsentrasi makan malam. Malam ini ku memutuskan untuk tidur lebih awal. Aku sedikit kelelahan setelah perjalan tadi siang. Aku langsung naik kekasur dan menarik selimut yang berwarna biru, aku berbaring dan memikirkan cowok yang ku temui tadi sore.
 “cowok itu sangat manis, aku suka! Tapi apa aku bisa bertemu lagi dengannya?” ucapku sambil tersenyum “ahh aku pasti sudah gila. Setiap aku meliahat orang babyface pasti aku jatuh hati padanya, sungguh perasaan yang aneh tapi dia benar-benar tampan. Ahhh apa yang ku pikirkan lebih baik aku tidur! Selamat malam dunia”.
Pagi ini aku bangun terlambat. Aku turung dari tempat tidur dan menenmui nenek yang sedang berdiri di samping meja makan.  “nenek., mama dan papa kemana?”.
“mereka pergi!”.

“apa? kemana?”
“kekebun bersama kakekmu!”
“apa? Kenapa merka tidak mengajakku?”
“mamamu tidak tegah membangunkanmu katanya tidurmu sangat pulas jadi mereka tidak mengajakmu!”
“yaa sangat di sayangkan” ucapku dengan sedih
“sudahlah kamukan bisa pergi jalan-jalan sendiri disekitar sini”
“aku malas ah nek!”
“ya sudah kamu pergi mandi sana setelah itu makan ya!”
“baiklah nenekku sayang” kemudian ku kecup pipinya dan lari naik kekamarku.
Akupun selesai mandi dan kelanjutkan dengan sarapan. Tak banyak yang bisa kulakukan dan akhirnya ku memutuskan untuk duduk seharian didepan TV.
TTiiiNNNggggTTTooooNNNgggg….. bunyi bel rumah. “yaa sebentar” teriak nenek dari dalam dapur. “eh sara kamu sudah datang ternyata, ayo masuk!”. Ku balikkan pandanganku dan ku melihat wanita sebaya denganku berdiri didepan pintu, ia memakai kaos biru dan jelana jins pendek.
“hai sara” sapaku
“ersha kamu datang kok g bilang-bilang!” jawabnya
“ahh, aku malas”
“dasar kamu” sambil menjitak kepalaku.
“auuu, sakit tau” kamipun berantem kemudian tertawa bersama HAHAHAHA
“nenek siapkan minum untuk kalian ya!”
“g usah nek! Biar aku saja yang ambil” ucap sara
“ya sudah, nenek ke dapur dulu ya”
“ya nek” ucap kami bersamaan”
Nenekpun pergi dan meninggalkan kami berdua. “apa kabar kamu?” ucapnya
“aku baik”
“kamu judes banget! Ada apa?”
“bukan apa-apa” jawabku sambil ku pencet remot TV
“kamu tidak bersemangat sekali hari ini! Beda dengan ersha yang ku kenal” sambil menyenggo-nyenggolku
“hmmm” jawabku
“cuek banget se??? bagaiman kalau kita pergi jalan!”
“kemana?”
“kelapangan basket di sekolahku! Di sana ad pertandingan basket lo”
“malas ahh”
“ayooolah ada banyak cowok ganteng disana!”
“bodo ah. Aku mau dirumah aja” jawabku masa bodo
Iyapun membunuh Tv dan menarik tanganku. “nenek aku dan ersha pergi dulu”.
“iya hati-hati”. Kamipun berangakat menuju sekolah sarah. Aku tidak melakukan pemberontakan apapun entah kenapa kakiku berjalan dengan sendirinya.
 “kau harus mentraktirku makan! Karna kau telah menculikku” ucapku
“iya, iya tenang aja. Aku akan bertanggung jawab”.
Kamipun sampai di lapangan basket. Disana sudah banyak penontong, pertandinganpun hampir mulai. Aku melihat ke sisi pemain, ku lihat cowok yang duduk disampingku kemarin sore duduk di sana memakai kaos basket. “heey apa yang kau lihat?” tanya sara padaku.
“itu, cowok yang disana yang memakai ikat tangan hitam” jawabku sambil melirik kearah cowok itu.
“ohh dia. Dia itu Reza ketua tim basket sekolah”
“apa? Dia ketua tim basket?”
“kamu tertarik padanya?”
“tidaaakkk”
“ku sarangkan jangan. Dia sudah punya pacar. Itu dia pacarnya” sambil menunjuk kesala satu anggota chirs
“dia cantik. Mereka memang serasi” jawabku lesu. Aku kecewa karena dia sudah punya pacar apalagi pacarnya amatlah cantik!
Pertandinganpun mulai. Pada detik detik pertama semua orang serentak bersorak karena salah satu tim memasukkan bola kedalam ring. Aku tidak terlalu memperhatikan pertandingan, pikiranku melayang-layang mameikirkan reza dengan pacarnya. “aahhh tak ada harapan” ucapku lesu
“apa?” ucap sara. Aku kaget ternyata dia mendengar perkataanku
“ahhh tidak. Ayo lanjutkan nonton!”
“iyaa”. Huft untunglah dia tidak terlalu mendengar perkataanku
Tak terasa pertandinganpun berkahir dengan skor yang sama 4:4. Aku dan sara memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami menuju tokoh buku dekat sekolahnya. “hey kamu lesu banget se??” tanya sara
“tidak. Aku hanya bosan saja!” ucapku lesu
“apa karena kamu kecewa dengan Reza?” menggodaku
“apaa see!” mukaku mulai memerah. Aku lari duluan karena tak ingin sara tau
Dan BBRRRUUUKKKKK……. “auuu” ucapku keras.
“ersha kamu ga apa-apakan? Apanya yang sakit?” tanya sara.
“tidak”  Sambil ku bersihkan pakaianku. Ku angkat pandanganku dan ku lihat Reza dan pacarnya.
“kamu tidak apa-apakan?” tanya cowok bertubuh kekar dan manis itu.
“aku tidak apa-apa. Maaf” sambil kutarik tangan sarah dan berjalan secepat mungkin menjauh dari mereka. Ku balikkan pandanganku dan mereka telah menghilang
“ersha! Kamu kenapa? Kok cepat-cepat?”
“aaakuuu hanya ingin segera ke toko buku” jawabku
“kamu itu aneh!”
“aneh? Itukan memang sifatku” sambil ku gandeng tanganya. “ayoo kita ppergi ke tokoh buku!”
“caah” ucapnya sambil tersenyum. Kamipun berjalan bersama-sama, ahh berjalan dengan sara membuatku ingat masa lalu. Waktu pertama kali aku ke jogja.
Kamipun sampai di toko buku dan sara membeli buku yang dia inginkan sedangkan aku tidak membeli apa-apa, tidak ada satu bukupun yang menarik perhatianku. Kulirik jama tanganku dan waktu menunjukk jam 05.00 sore
“ayo cepat nanti kita kemalaman!” ucapku
“ahhh iya!”.
 Kamipun lari bersama-sama. Saat dipersimpangan jalan kami berpisah karena rumah sara dan rumah nenekku tidak searah. Akupun berjalan sendiri menuju rumah nenek. Saat aku tengah berjalan ku lihat reza sedang bermain basket di lapangan basket yang ada taman. wow walaupun dia sedang berkeringat tetap saja dia tampan pintaku dalam hati. Ku berdiri sebentar untuk memperhatikan dia bermain, sunggu cowok yang indah! Tapi hari makin sore aku takut ornag rumah mencariku jadi aku putusakan untuk pulang dan meninggalnya bermain sendiri.
Setelah makan malam aku putuskan untuk masuk kemara dan kuputusakn untuk duduk sebentar di balkong kamarku. Amat disayangkan dia telah punya pacar! Aku tidak punya kesempatan untuk memilikinya. Ahhh pikiran yang bodoh (sambil ku acak-acak rambutku). “hey kenapa kau acak-acak rambutmu? Kau terlihat buruk” terdengar suara cowok. Aku mencari-cari sumber suara itu dan saat aku menoleh kesamping ternyata… . “apa yang kau lakukan dengan rambutmu? Kau tidak terlihat cantik!” ucapnya sambil tersenyum.
“apa urusan kamu?” jawabku jutek.
“apa kamu terluka? Hmmm, Aku belum sempat minta maaf tadi! Maaf ya sudah menabrakmu”
“aku tidak apa-apa, aku juga minta maaf karna tadi sore aku tidak berhati-hati”
“syukurlah. Kau bukan anak sinikan?”
“bukan, aku baru saja tiba kemarin?” jawabku
“apa kamu murida pindahan?” tanyanya
“bukan, aku disini untuk liburan akhir”
“sepertinya kamu sudah kenal area sini! Apa kamu pernah tinggal disini?” tanyanya lagi
“tidak. Keluargaku selalu kesini untuk menghabiskan akhir pekan! Jadi begitulah”
“nama kamu ersakan? Aku reza salam kenal”
Aku tersentak kaget. Dari mana dia tau namanku? Apa dia memata-mataiku?. “kamu memata-mataiku?” ucapku sambil melotot kearahnya
“hahahaha…, kamu itu lucu!”
“lucu? Aku itu serius!”
“ya. Tadi sore kudengar cewek yang bersamamu memanggilmu ersha, jadi kupikir itu namamu”
“yaa benar namaku ersha. Jadi salam kenal!” ucapku sedikit jutek
“malam ini bulangnya indah sekali. Apa kamu suka?” tanyanya
“hmm, sungguh indah”
Malam itu kami menikmati indahnya bulan bersama-sama.
“apa kamu belum mengantuk?” ucapnya
“sedikit, tapi indahnya bulan membuatku tidak bisa meninggalkannya” jawabku sambil ku pandangi bulan
“aku sudah mengantuk! Aku masuk dulu. sampai besok” sambil iya lambaikan tanganya
“hmm” jawabku singkat. Iapun masuk ke kamarnya dan meninggalkanku sediri, ku pandangi kamarnya seketika menjadi gelap dan hening. Malampun semakin larut aku sudah lelah memandangi bulan kemudian kupuskan untuk tidur juga. Akupun beranjak menuju kasurku malam ini sungguh indah pintaku dan akupun terlelap dalam heningnya malam.
Kubuka mataku dengan pelang kemudian kulirik jendela kamarku “wahh tenyata sudah pagi”. Akupun beranjak dari kasur dan turung ke ruang makan “pagi nenek, pagi mama, pagi papa, pagi kakek” sambil ku kecup pipi mereka satu-satu.
“wah, wah. Kamu semngat sekali hari ini” ucap kakeku
“iya ni kek”
“ada apa se dangan anak mama yang cantik ini?”
“ga ada apa-apa kok ma!”
“ini piringmu!” sambil menyodorkan piring padaku
“hmmm, sarapan hari ini kelihatanya enak sekali” ucapku
“makanlah!"
Kamipun berbincang-bincang dan menghabiskan pagi itu bersama-sama.
Siang harinya aku disuru mamakku untuk mengantar kue ke tetangga sebelah sebagai ucapan terima kasih karena mereka telah memberi kami kue yang enak. Akupun berjalan menuju rumah disamping rumah nenek. Rumah itu cukup mega dan pekaranganya indah sekali. Aku berjalan menuju pintu utamanya aku melirik-lirik sana-sini tapi tidak terlihat satu orangpun. Kuketuk pintunya dan berteriak “permisi..permisii….” Kuketuk-ketuk lagi pintunya tapi tidak ada yang menjawab. Kupikir semua orang dirumah itu sedang pergi jadi kuputuskan untuk kemabli.
“iyaa” terdengar suara dari dalam rumah. Akupun berbalik kembali dan menunggu sampai terbukanya pintu.
“masuklah” ucap cowok yang memakai kaos hitam itu.
Aku kaget melihatnya, jantung langsung berdetak kencang aku lupa kalau rumah yang kutuju itu adalah rumah reza cowok yang kukenal tadi malam. Akupun masuk dan mengikuti cowok itu.
“selamat siang tante” ucapku sopan
“siang…” ucap wanita parubaya itu
“ ini dari nenek dan mamaku tante!” sambil ku sodorkan piring yang berisi kue kepada wanita parubaya itu. Rezapun membuka tutupnya dan mecolek kue yang yang ku bawa.
“hmmm ini enak ma” ucapnya
“terimah kasi atas kuenya” ucap wanita parubaya itu lagi.
“iya tante. Saya pulang dulu”
“kenapa cepat-cepat?  Makan sianglah disini!”. “iya benar” sambung reza.
“ga usah tante. Mama pasti menungguku! Kalau begitu saya permisi. Selamat siang”. Akupun berjalan munuju pintu utama dan reza mengikuti. Saat di depan pintu “ersha”. Akupun menoleh “iya”
“aku boleh minta nomormu?”. Ku ambil ponselku dari dalam kantong dan ku ucapkan nomorku. “nanti ku telepon” ucapnya.
“iya” jawabku. Akupun berjalan pulang sambil tersenyum-senyum sediri “ahhh indahnya hari ini” teriakku. “upsss bodoh bodoh “(sambil kupukul-pukul mulutku) kalau dia sampai dengar bagaiman?” ku balikkan badanku dan ku lihat sekeliling seperti detektif yang siap menyergap penjahat. “ahhh untunglah tidak ad orang”. Akupun melanjutkan perjalanku!
Piring yang kupegan dari tadi langsung ku berikankan pada nenekku. Kemudian menuju kamarku dan tidur sampai sore. Sore itu sedikit mencekam hujan disertai dengan petir. Kulirik kamar reza tapi tidak ad pergerakan yang terjadi! Aku sedikit kecewa karena aku tidak bisa melihatnya sore itu.
Malampun tiba, aku baru saja dari kamar mandi (yaa benar habis mandi, maklum dari tadi sorekan dingin) tiba-tiba ponselkupun berbunyi. Aku meraihnya dan melihat nomor yang masuk tapi nomor itu tidak ada namanya “halo” ucapku tapi belum ada jawaban. “haloo?” ucapku lagi.
“halo apa benar ini ersha?” terdengar suara cowok
“iya benar ini siapa?” tanyaku
“bukalah jendelamu!”. Akupun membuka jendelaku dan kulihat reza sedang berdiri disana “reza”
“iya ini aku” sambil melambaikan tanganya padaku “sebaiknya kamu ganti baju dulu nanti masuk angin!”
“ahh… iya, aku masuk dulu!”
“baiklah, nanti ku telepon lagi!”
Akupun masuk dan segera menggati bajuku dengan piyama kesayanganku. Kulirik dari balik jendela dan kulihat dia masih berdiri disana. Akupun keluar dan menyapanya.
“apa besok kamu punya acara?” tanyanya
“besokk! Spertinya tidak”
“baguslah, maukah kamu okut denganku besok?”
“baikklah”
“besok pagi ku jemput ya”
“hmmm”
Percakapan kamipun berakhir disitu. Kamipun masuk ke kamar masing-masing dan terlelap.
“hey, hey bangun!” ucap mamaku sambil menarik selimut
“hmmmm, 10 menit lagi ma!”
“ayo sayang bangun ini sudah pagi! Reza ada dibawah menunggumu”
Seketika mataku terbuka lebar “apa?”
“katanya kalian sudah janjian”
“tapi kenapa bisa sepagi ini! Istt”, akupun berlari menuju kamar mandi
“jangan terburu-buru sayang!”
“ya ma”
Akupun mandi dengan cepat dan memilih gaung, aku memilih gaung berwarna pink muda dan tas yang senada dan turung untuk menemui reza.kulihat dari kejauhan reza tengah berbincang dengan papa dan kakekku kulihat dia bias mengatasi situasi itu. Akupun mendekatinya “aku sudah siap” ucapku
“Wah wah. Anak papa terlihat manis sekali hari ini!”
“biasa aja pa!” jawabku malu-malu. Kakekku hanya tersenyum melihatku
“reza om titip ersha, Dia ini anaknya sedikit ceroboh jadi perhatikan dengan baik!”
“baik om” jawab reza
“kalian jangan pulang malam-malam!” sambung kakek
“iya kek” jawabku.
“kami pergi dulu om, kek”. “kami pergi dulu pa, kakek” sambungku
“Hati-hati” ucap mereka.
Kamipun berangkat memakai mobil pribadi milik reza, mobil Open Cap dengan warna putih. Reza terlihat sangat manis saat menyetir apa lagi dengan kaos biru dan jins panjang yang ia kenakan. Aku tak henti-henti meliriknya tuhaannn tolong akuuuu…..
Dengan mobil putih itu reza membawaku ke sebuah cafe yang cukup besar, aku tidak bertanya apa-apa aku hany mengikuti apa yang dikatkannya saja. Kamipu masuk ke dalam cafe, saat didalam kulihat kulihat sekelompok pemuda dan beberapa gadis tengah duduk berbincang di sudut café tersebut. “heyy… reza” sapa salah satu pemudah itu
“hey..” jawab reza sambil melambaikan tangannya. Benar orang-orang yang ku perhatikan tadi adalah teman-teman reza, aku cukup kecewa akan hal itu. Kupikir hari ini hanya untukku
“ayoo” ucap reza sambil menarik tanganku.
“heyy brooo” sapa salah satu dari mereka.
“hey”
“kok kamu lama banget se?” satu kecupanpun melayang dipipi reza
Waaaahhhh ucap mereka semua serentak. Aku hanya terdiam
“reza, kenaling dong gadis yang kamu bawa ini!” ucap salah satu dari mereka sambil melirikku
“ahh iya. Kenalkan semua dia ini temanku namanya Ersha”
“iya. Namaku ersha salam kenal semua” sambungku
“aku roy, salam kenal”, “aku tirta jangan sungkan”, “dan aku risky”.
“aku nina, selamat datang di tempat kami”, “aku shela”.
“dan ini siska” sambung reza.
“haloo” ucapnya sambil melambaikan tangan padaku.
“halo juga” jawabku
“ayo ersha silahkan duduk”
“baik” jawabku
“reza temani aku kesuatu tempat yukk!” ucap siska pada reza
“baiklah.  oia sha kamu tidak apa-apakan ku tinggal disini?”
“apa kamu lama?” tanyaku sedikit takut
“sepertinya begitu jangan kawatir aku akan menelponmu nanti”
“tenang saja kami akan mengantarnya pulang” ucap salah satu teman reza
“kalau begitu aku titip dia”
“oc” ucap mereka serentak
“ Aku pergi dulu” ucapnya. Diapun pergi dan meninggalkanku bersama teman-temanya.
Aku sangat kesal,ingin rasanya ku tonjok mukanya itu biar tau rasa! DASAR COWOK SIALANG…. >_<
“kemarin kamu datang di pertandingan kami kan?” tanya roy
“iiya”
“kalau tidak salah kamu datang dengan sara bukan?” tanya tirta
“kau kenal?”
“iya dia sekelas denganku! Hmm apa hubungan kalian?” tanyanya lagi
“wah, wah wah,. Sepertinya kamu suka padanya!” goda nina dan shela
“hust. Diam kalian!” ucap tirta
Aku hanya tersenyum dan seketika suasan yang kaku menjadi lebih ringan. Risky tidak berbicara apa-apa dia hanya membaca buku dari tadi
“sara itu sepupuku” jawabku
“kamu sekolah dimana?” tanya nina, “ya benar. Aku tidak pernah melihatmu” sambung shela
“ahh, aku bukan anak sini. Aku kesini untuk liburan saja”
 “Kapang kamu akan kembali?” tanya risky yang serentak membuatku kaget. Sepertinya dia tidak senang dengan kehadiranku
“mungkin…., minggu depan” jawabku singkat.
“hey, hey risky. Kamu kasar sekali sama cewek” ucap roy menyelah
“apa salahnya? Akukan Cuma bertanya”
“sudah-sudah. Apa kalian tidak mau makan?” sela nina. “ersha silahkan nikmati makananmu! Jangan hiraukan mereka”
“istthh kau ini nina”
“kau mau makan atau mau bicara?”
Merkapun sedikit cekcok tapa itu tidak berlangsung lama. Kami semua menikmati makanan yang telah disajikan.
Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, rezapun akhirnya kembali dengan siska.
“ersha, mukamu kok merah?” tanya reza
“iya.. iya! Mukamu merah dan muncul bentol-bentol” ucap tirta
“apa? Aku tidak tau badangku rasanya gatal-gatal”. Seketika suasana menjadi mencekam dan semua orang kaget melihatku termasuk risky
Rezapun mencium bau minuman yang ku minum. “ini milkshek?”
“iya, aku yang pesankan untuknya” sela shela
“aiss. Dia itu alergi bubuk coklat” ucap reza. Aku langsung kaget dan melihat reza, dari man dia tau kalau aku alergi dengan bubuk coklat? Siapa sebenarnya cowok ini? Pintaku dalam hati.
“aku akan mangantarnya pulang! Ayo ersha sebelum alergimu makin parah” sambil menarik tanganku
“aku ikut! Ucap roy
“tidak usah kau antar siska saja! Aku pergi. Ayo ersha”
“reza aku gimana?” tanya siska
“kamu pulang sama anak-anak saja!”
“mari semua!” ucapku. “hati-hati” teriak mereka. Aku dan reza segera berangkat dan tiba di rumah nenek, mamakupun langsung menemuiku
“astaga sayang kamu kenapa? Kenapa wajahmu merah seperti ini?”
“tadi dia minum milkshek tante” jawab reza.
“ya sudah ayo masuk! Mama akan periksa kamu” (ya benar mamaku adalah dokter spesialis kulit yang cukup terkenal). Kami semuapun masuk.
“astaga sayang kamu kenapa?” tanya papa dan kakekku. “wajahmu bentol-bentol” sambung nenekku.
“tadi ersha minum milkshek om, maaf saya tidak menjaganya dengan baik” sambil menundukkan kepalanya
“kamu tidak salah kok reza, ini salah ersha sendiri! Dia itu sering lupa kalau dia itu alergi dengan bubuk coklat”
“tapi om, aku yang mengajaknya keluar”
“sudahlah reza ini bukan salah kamu” sela mamaku. “papa kamu antar ersha ke kamarnya mama mau ambil perlatan mama dulu”
“nenek akan mengambil air”
“reza kamu duduklah disini dengan kakek”
Akupun naik dan meninggalkan reza dengan kakek, kulihat wajah reza pucat karena menghawatirkanku.
Akupun diperiksa dan diberi satu suntikan. “sekarang kamu istirahat” ucap papaku sambil mengusap kepalaku
“iya pa”
“istirahatlah sayang! Cepat sembuh” ucap nenekku
Merekapun pergi dan meninggalkanku sendiri, “seharusnya sekarang reza sudah ada di rumahnya, kenapa dia tidak mengjengukku sebentar?” pintaku sedih. Saat aku memutuskan untuk istirahat, tiba-tiba pintu kamar yang sebelumnya tertutup terbuka pelang-pelang “reza?”
“gimana keadaanmu?”
“aku sudah agak bagaikan!” jawabku lesu
“maaf ya, gara-gara aku kamu jadi terbaring disini!”
“bukan salah kamu! Aku juga sangat teledor, harusnya aku melihat minumanku dulu sebelum meminumnya”
“tapi ini karena aku meninggalkanmu sendiri dengan teman-temanku!” ucapnya
“tapi dari mana kau tau aku alergi bubuk coklat?”. Tiba-tiba ia menjadi gelisa
“itu.. hmm itu.. sebaiknya kamu istirahat dulu! besok aku jenguk lagi”
“baiklah”
Keesokan harinya ia datang kemabali menjengukku
“halo ersha” ucapnya tersenyum
“halo”
“giman kabarmu? Apa sudah baikan?”
“iya. Kata mama aku sudah boleh turung dari tempat tidur”
“baguslah!”
“bagus? Harusnya kamu bersyukur”
“hmm kau itu. Nanti malam dandang yang cantik ya ersha!” sambil mengacak-acak rambutku
“ist. Kamu itu! (sambil ku perbaiki rambutku) memangnya nanti malam ada apa?”
“kamu akan tau! Datang ya”
Diapun pergi dan meninggalakanku, aku bertanya-tanya memangnya akan ada apa nanti malam?. Tiba-tiba mamaku datang untuk memeriksaku “mama ada acara apa nanti malam?” tanyaku
“nanti malam keluarganya reza ngundang kita makan mala di rumahnya!”
“makan malam?”
“iya sayang, kamu istirahatlah biar kamu segar nanti”
“baiklah!”
Malam itu kami makan malam di rumah Reza. Ternyata Reza dan keluarganya adalah sahabat mama dulu sekaligus tetangga mamaku. Sekarang aku mengerti kenapa reza bisa tau aku alergi coklat., sejujurnya aku kurang percaya ternya dulu aku dan Reza adalah teman akrab waktu kami kecil. Menurut cerita mereka aku dan reza tidak pernah terpisahkan, bahkan tidurpun kami sering bersama. Aku kurang tau akan hal ini karena aku tidak mengingatnya pasti.
Satu hal yang sangat menggangguku, akan cerita kami dimasa lalu. Tante rina bilang (mamanya reza) waktu kami masi tetangga reza pernah menangis karena tau aku sedang sakit. Dia merengek ingin menemuiku. Hahaha rasanya ingin ku melihat wajah reza waktu itu. kulirik ke arah reza dia hanya diam sambil menahan malu hahaha mukanya lucu.
Saat mereka semua berbincang hal memalukanpun muncul. Kata om danur (papanya reza) aku pernah meminta izin kepadanya untuk menikah dengan reza waktu itu. Aku sungguh malu. Aku hanya bisa menunduk malu. Ahhh mukaku merah dan ku lihat kearah reza di hanya tertawa. Dasar!!!
Selesai makan malam mereka berbincang-bincang tentang masa lalu mereka, ahh maklum mereka sudah tidak bertemu sejak lama. Ku lihat sekeliling tapi sosok reza tidak ada, aku mencarinya dan menuju kamar pribadinya dan ku lihat dia sedang berdiri di balkong kamarnya. “ada tamu kok tuang rumahnya pergi? Itu namanya ga sopan”
“ersha. Kamu mengikutiku?”
Aku hanya terdiam sebentar “wow kamarku terlihast jelas dari sini!”
“hm.. tampak indah bukan?”
“iya. Sekarang aku mengerti kenapa kamu tau tentang alergiku! Tapi kenapa kamu tidak pernah bicara kalau kita itu sudah kenal sejak lama?”
Tiba-tiba suasana menjadi canggung “aku hanya ingin kamu mengingatku”
Aku terdiam, ternyata sikapnya begitu dalam aku menjadi kecewa pada diriku sendiri. Aku melihat reza “reza aku minta maaf karena tidak mengingatmu”
“tidak apa-apa itu bukan salahmu! Memang kita tidak bertemu dalam jangkah waktu yang lama. Itu wajar kok”
Ahh cowok ini membuatku tidak bisa berkata apa-apa.
“aku tidak pernah tau ternyata dulu kamu meminta izin kepada papaku untuk menikah denganku”
Aku salah tingkah karena malu “waktu itu aku masih kecil tidak tau apa-apa”
“hahaha. Kamu lucu kalau sedang salting”
“isth” akupun beranjak dari reza dan hendak meninggalkanya, tiba-tiba tanganku dipegan dan ditarik olehnya. “apa ini? Jantungku” ucapku dalam hati
“sha, aku senang akhirnya kamu bisa mengenaliku! Terima kasih” ucapnya lembut
“aku yang minta maaf karena tidak mengenalimu sejak dulu”
“ersha! Apa kata-katamu pada papaku masih berlaku sampai sekarang?”
Aku serentak kaget. Jantungku berdegup kencang, aku tidak menyangkah kalau dia akan mengatakan itu.
“maukah kamu jadi pacarku?”
“aaapaaa?” sambil ku berusaha melepaskan pelukanya tapi dia malah memelukku erat
“jawablah!”
Aku mendorong tubuh reza, aku segera berlari menjauh dan meninggalkannya sendirian di balkong.
“ersha kamu kenapa?” tanya tante rina padaku
“tidak apa-apa tante”
Kemudian rezapun datang. Aku mulai gugup dan mukaku menjadi merah.
“ma ku pulang dulu!”
“kamu kenapa sayang Tanya mamaku kawatir.
“aku hanya sedikit kelelahan ma”
“ya sudah papa antar!”
“ga usah jeng! Biar reza yang antar ersha”. “iya benar” sambung om danur
Aku tidak bisa berkata-kata apa lagi jika aku menolak mama dan papa reza akan merasa tidak enak.
“baiklah” ma, pa, om, tante aku pulang
“ya sayang” ucap mama dan mama reza
“hati-hati” ucap papaku. “reza jangan macam-macam” sambung om danur
Reza hanya tersenyum “iya pa! om tante kami pergi”
“ist apa se yang ia pikirkan! Akukan sedang menghindar” ucapku sambil berjalan
“ersha tunggu! Kamu jalannya cepat banget”. Aku hanay berjalan terus. Saat di pertengahan jalan
“ersha, apa besok sore kamu ada acara?”
“memannya kenapa?” ucapku dengan nada tinggi
“kalau kamu tidak punya acara datanglah ke taman besok jam 04.00”
“sepertinya aku tidak bisa”
“tapi aku akan menunggumu!”
Akupun berjalan masuk ke rumah nenek dan iapun pulang dengan wajah yang kusut, aku sedikit merasa bersalah karena bersikap demikian padanya.
Keesokan harinya aku hanya duduk termenung dan memikirkan ajakan reza tadi malam “bagaimana ini! Apa aku harus datang? Tapi aku sudah bilang padanya aku tidak bisa”. Aku gelisa dan hany diam di kamar seharian.
Waktu menunjukkan jam 03.07 sore. Perasaanku mulai tidak karuan. you have a mesege bunyi ponselku, akupun melihat pengirimnya ternyata itu dari reza. Kubuka pesan itu
ErsHa, jgn lup nanti jam 4 d taman
Ku balasnya pesanya
Sepr.a q tdk bza! Aku hars bant mamaku!..
1 pesanpun kembali ku terima
Aq akn ttp menggumu!
Aku
Aq tdk janji…
Reza
Aq tetp menggum!
Sampai jumpa nant sore
“reza kenapa  kamu begitu keras kepala? Aku sudah bilang kau tidak bisa, tapi kanapa kamu… “. Akupun makin gelisa. “ Apa yang harus ku lakukan Tuhan? Jujur aku bingung”
Waktu menunjukkan jam 04.10. “sudah lewat 10 menit dari perjanjian! Apa aku datang saja? Tapi kalau aku datang apa yang harus aku lakukan? Bagaimana ini?”.
Kulirik lagi jamku dan waktu menunjukkan 05.00, “sudah jam segini dia pasti sudah pulang” kulirik kamarnya dari balik jendela tapi tak kulihat dia disana.
Waktu menunjukkan jam 06.00 dan hujanpun mulai turung “apa? Hujan. Bagaiman ini? Apa reza masih menungguku? Ah tidak mungkin pasti dia sudah pulang” akupun menelpon kerumah reza dan bertanya apa reza ada di rumah dan mamanyapun bilang tidak ada. Aku makin gelisa, ku ambil payung yang ada di sudut kamarku dan berlari menuju taman.
“reza kamu dimana?” ucapku kawatir
Dari kejauhan ku lihat sesorang dengan payung hitam tengah berdiri menghadap kolam, akupun menghampirnya.
 “reza, kenapa kamu disini?” tanyaku
Iapun berbalik “aku sedang menunggumu!” jawabnya santai
“tapi inikan hujan!”
“memangnya kenapa?”
“kamukan bisa sakit, akukan sudah bilang aku tidak bisa datang”
“tapi akhirnya kamu datang kan?”
“iya tapi menungguku 3 jam itu sudah kelewatan”
“masa? Aku pikir itu hal biasa”
“reza!”
“karena kamu sudah disini” diapun memberikan setangkai bunga padaku “maaf bunganya layu”
Akupun menetesakan air mata, dia adalh cowok pertama yang melakukan hal seperti itu padaku
“eh, jangan menangis! Aduh”
Sambil terisak-isak akupun membuang payungku dan memeluknya “terima kasih reza”
 “jangan menagis! Aku tak suka melihatmu menangis”. Aku menghiraukan semua perkataannya dan terus menangis
“sudahlah” iapun menghapus air mataku dengan tangannya, “apa sekarang kamu sudah punya jawaban padaku?”
“bukankah kamu tengah pacaran dengan siska?”
“tidak, itu hanya gosip”
“tapi waktu itu dia kecup pipimu!”
“jadi kamu cemburu?”
Akupun mendorongnya dan mengambil payungku
 “Kamu marah?” ucapnya. Aku hany diam. “kami memank sempat pacaran tapi sudah putus, dia ingin balik padaku tapi aku bilang aku suka dengan sesorang yaitu kamu”
Aku berbalik padanya dan menatapnya.
“apa aku ditrima?” ucapnya lagi
 “aku… akuu… menerimamu”
Diapun terseyum padaku. Itulah awal hubungan kami.
To be continued ….






Read more ...»

shandy-bieberanjelics.

On Kamis, 13 September 2012 0 komentar

Read more ...»

Trick minta maaf yang efektif

On Selasa, 11 September 2012 0 komentar


Read more ...»